
Ahmad Zainuri
09 Sep 2020 at 16:30
Pluralisme menunjukkan keberagaman, kemajemukan, kebhinnekaan dalam
kehidupan manusia. Misalnya pluralisme budaya, pluralisme politik.
Demikian halnya dengan pluralisme agama, pluralisme agama berarti tidak
menyamakan semua agama (semua agama benar). Dari pendapat penulis tidak
ada yang salah dengan pluralisme agama. Karena itu, pluralisme agama
hendaknya diterima sebagai realitas duniawiyah yang mesti ada dan dapat
ditemukan dalam kehidupan di mana saja dan kapan saja untuk memperkuat
kehidupan bermasyarakat, komunitas, umat dan bangsa. Atas dasar realitas
keberagaman tersebut, maka patutlah sama-sama umat beragama untuk
saling menghargai, menghormati dan bersikap toleransi dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat. Nah, kali ini penulis akan mengulas pandangan Gus Dur mengenai Pemaknaan Tentang Pancasila dan Pribumisasi Islam ala Gus Dur.
Inti pribumisasi Islam
adalah kebutuhan, bukan untuk menghindari polarisasi antara agama dan
budaya, sebab polarisasi demikian memang tidak tehindarkan. Pribumisasi
Islam telah menjadikan agama dan budaya tidak saling mengalahkan,
melainkan berwujud pada pola nalar keagamaan yang tidak lagi mengambil
bentuk autentik dari agama, serta berusaha mempertemukan jembatan yang
selama ini melintas antara agama dan budaya. Istilah pribumisasi Islam
ala Gus Dur ini pernah menjadi perdebatan yang panas karena mencoba
membenturkan antara adat dengan agama. Namun, Gus Dur mengambil langkah
tersebut karena pernah dijalankan oleh para Walisongo. Dengan langkah
pribumisasi, menurutnya, Walisongo berhasil mengislamkan tanah Jawa,
tanpa harus berhadapan dan mengalami ketegangan dengan budaya setempat. []
0
-
Lebaran Haji, Memupuk Keihklasan
- 2022-08-04
-
Esensi dari Kata Haji dan Hajjah
- 2022-08-04
-
Islam Moderat, Demokrasi dan Indonesia
- 2022-08-04