Patrichia Angelica Bemey
21 Aug 2023 at 12:11📍Salam dari Yogyakarta! 👋
Selama tiga hari, @unwomenid didukung @nlinindonesia menyelenggarakan
Pelatihan Orang Muda sebagai Pembangun Perdamaian melalui Industri Kreatif
bersama 25 orang muda terpilih dari seluruh Indonesia. Pada pelatihan yang
dilaksanakan di Yogyakarta ini, orang muda belajar dari para ahli tentang
bagaimana memulai dan mengembangkan wirausaha yang inklusif, adil dan
berkelanjutan untuk mendorong perdamaian.
Peserta belajar tentang kesetaraan gender, agenda Perempuan, Perdamaian dan
Keamanan, cara memulai dan mengembangkan wirausaha sosial dan keterampilan
pemasaran digital. Pelatihan ini juga memberikan kesempatan bagi orang muda
untuk berjejaring dengan sesama pengusaha muda.
Peserta pelatihan juga berkesempatan untuk berkunjung ke Panti Bina Siwi @karyasiwi di
Bantul, Yogyakarta, mitra dari @inclue.indonesia,
wirausaha sosial yang mendorong partisipasi ekonomi teman-teman disabilitas dan
didirikan oleh orang muda. #youthlead
Kaum
muda telah berpartisipasi aktif dalam prakarsa pembangunan perdamaian lokal
melalui berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari mereka, namun upaya ini
seringkali tidak menentu dan reaksioner. Kegiatan tersebut meliputi antara lain
seni, olah raga, dan teknologi. Kaum muda secara alami berkontribusi pada
komunitas mereka tetapi juga membutuhkan bantuan untuk fasilitasi kebijakan,
peningkatan kapasitas, dan akses sumber daya.
Individu
muda memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi pelaku kekerasan daripada
menjadi korban atau bahkan pelaku. Menurut studi KOMINFO tahun 2019, 66,36%
masyarakat Indonesia memiliki ponsel, dengan kelompok usia 20 hingga 29 tahun
memiliki persentase kepemilikan tertinggi sebesar 75,95% . Namun, terorisme dan
ekstremisme terutama menargetkan individu muda antara 17 dan 24 tahun. Catatan
BIN menunjukkan bahwa antara 900 dan 1000 orang telah terpapar ekstremisme,
menurut statistik BIN, kaum muda sangat rentan terhadap hoaks, informasi palsu,
dan upaya untuk meradikalisasi mereka. melalui media sosial.
Penelitian
dari UN Women dan Monash University lebih lanjut menunjukkan bahwa penyebaran
ideologi ekstremis kekerasan dibantu oleh maraknya misogini dan diskriminasi
terhadap perempuan. Hal ini menggarisbawahi betapa pentingnya memasukkan sudut
pandang kesetaraan gender dalam upaya memerangi radikalisasi dan terorisme.
Selain ketidaksetaraan gender, masalah struktural seperti kesenjangan ekonomi,
pengangguran, dan kemiskinan juga berkontribusi terhadap penyebaran terorisme.
Studi tentang tragedi Balkan, misalnya, menunjukkan bahwa keinginan untuk
mendapatkan keuntungan finansial mendorong banyak anak muda mendaftar ke dalam
organisasi militan bersenjata. Oleh karena itu, meningkatkan kesetaraan gender
dan memberikan lebih banyak kesempatan kepada kaum muda di sektor kreatif dan
ekonomi harus berjalan seiring dengan langkah-langkah pencegahan terorisme.
Untuk
memprioritaskan agenda perempuan, perdamaian, dan keamanan dalam skala global,
UN Women memainkan peran penting melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1325
(2000). Dengan merangkul pandangan gender dan memberdayakan pemuda untuk
perdamaian, UN Women juga mendukung Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2250
(2015). Dalam rangka melokalisasi dan melaksanakan Rencana Aksi Nasional
Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN
P3AKS), UN Women bekerjasama dengan beberapa entitas di tingkat nasional.
Selain itu, UN Women mendukung Rencana Aksi Nasional untuk Pencegahan dan
Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengakibatkan Terorisme (RAN
PE) sedang dilaksanakan, dan UN Women mendukung pengarusutamaan gender dan
pemberdayaan pemuda untuk kaum muda.
Berdasarkan situasi ini, UN
Women Indonesia mengusulkan untuk mengadakan serangkaian lokakarya pemuda dan
perdamaian untuk membangun kapasitas kaum muda di daerah dan memberi mereka
alat yang mereka butuhkan untuk mandiri secara ekonomi, berkontribusi dalam
pembangunan perdamaian sehari-hari, dan mempromosikan kesetaraan gender.
• Tujuan
o Meningkatkan potensi
generasi muda sebagai pembawa damai dengan mendukung industri kreatif.
o meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan kaum muda tentang topik yang berkaitan dengan kesetaraan dan
perdamaian gender.
o mendidik kaum muda tentang
inisiatif pemberdayaan ekonomi yang dapat digunakan untuk menghindari dan
menyelesaikan konflik.
• Program Utama
o ‘Memberdayakan Pemuda
sebagai Pembangun Perdamaian melalui kemah pemuda Ekonomi Kreatif’
Tanggal: Senin hingga Rabu,
14–16 Agustus 2023
sebagai bagian dari Duta damai dunia maya provinsi papua (chia) ikut terlibat dalam pelatihan ini guna menyebarkan semangat perdamaian dan membagikan ilmu ekonomi kreatif kepada masyarakat luas. Melalui latihan ekonomi kreatif era digital, perkemahan ini berupaya untuk mempromosikan agen pemuda dan meningkatkan potensi mereka sebagai pembawa damai. Kaum muda adalah audiens yang dituju untuk pelatihan ini, dan sesi dibuat untuk memberi mereka kesempatan untuk berpartisipasi aktif, terlibat, mempromosikan hubungan di antara peserta, belajar tentang situasi dunia nyata melalui kunjungan lapangan, dan mengembangkan rasa percaya diri dan penghargaan .
Selain
pelatihan, kami juga akan mengunjungi Inclue Indonesia
https://inclueindonesia.com/. Inclue Indonesia adalah startup sosial berbasis
pemberdayaan penyandang disabilitas dengan inovasi teknologi untuk menciptakan
inklusivitas dan kemandirian penyandang disabilitas yang dipimpin oleh anak
muda. Kami akan mengunjungi salah satu penerima manfaat Inclue Indonesia, Rumah
Disabilitas Bina Siwi, di Bantul Yogyakarta.
0