Basuki Setia Nugroho
18 Jun 2020 at 10:59Indonesia merupakan bangsa yang memang terlahir dari kemajemukan yang
pasti. Terdiri dari 1158 bahasa daerah, 714 suku bangsa, 6 agama yang berbeda,
17 ribu pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dan memiliki lebih dari
260 juta jiwa, Indonesia harusnya sudah terbiasa dengan ke majemukan. Majemuk
sendiri menurut KBBI merupakan sebuah kata yang mengartikan terdiri atas
beberapa bagian yang merupakan kesatuan.
Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno dalam orasinya pada peringatan
Hari Kebangkitan Nasional di alun-alun Bandung pernah menyinggung tentang
keberagaman Indonesia. “Saudara-saudara, aku gambarkan perjuangan kita sejak
1908 samai sekarang ini sebagai satu sungai. Gambaran lain adalah satu
perjalanan kita mencari diri kita sendiri. Dalam 50 tahun ini kita mencari diri
kita sendiri, mencari kepribadian, own identity. Kita tidak mau menjadi bangsa
peniru, penjiplak, kita mau menjadi satu bangsa Indonesia dengan kepribadian
corak sendiri. Tidak mau kita menjadi satu bangsa satelit, pembebek, peniru,
penjiplak. Identitas dan kepribadian inilah yang kita sebut dengan Pancasila.
Pancasila itu jiwa kita.
Tapi saudara-saudara saya peringatkan semuanya, janganlah seperti negara
lain. Indonesia adalah satu nasional. Satu negara yang berjuang. Negara kita
adalah alat perjuangan, alat untuk membina masyarakat adil dan Makmur, alat
untuk menghabisi tiap- tiap penyakit dalam, kita berjalan terus dengan alat
ini. Penduduk nusantara cikal bakal negara Indonesia menjadi satu bangsa dan
tidak dibagi-bagi."
Pesan Ir. Soekarno ini jelas kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk
menjaga persatuan dan kesatuan. Hal ini mulai menjadi perhatian sejak munculnya
Budi Oetomo dan masyarakat Indonesia mulai berkelompok dan berorganisasi.
Banyaknya organisasi dan partai politik yang mulai terbentuk kala itu akan
diterima dengan mudah oleh masyarakat apabila tujuan utamanya memang untuk
mempererat dan menjaga persatuan dan kesatuan. Hal ini senada dengan apa yang
disampaikan oleh Bung Karno, keberagaman adalah bagian dari bangsa Indonesia
yang akan membantu memakmurkan bangsa ini.
Suatu cita-cita tidak pasti akan mendapatkan ujian dalam proses
pencapaiannya. Begitu juga dengan cita-cita bangsa Indonesia yang menginginkan
keharmonisan dalam keberagaman. Kemajemukan memang membawa berkah tersendiri
dengan banyaknya keberagaman untuk bangsa ini, akan tetapi juga menjadi sebuah
tantangan bagaimana Indonesia untuk menjaga kelestariannya. Tidak sedikit oknum
anti keberagaman yang memelintirkan isu SARA untuk mengoyang persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Dalam hal ini yang masih sangat lekat diingatan kita
tentang rasisime di Amerika Serikat.
Kematian seorang penduduk kulit hitam George Floyd pada akhir Mei
kemarin yang di dengkul oleh seorang polisi kulit putih membuat gesekan yang
keras pada kesetaraan ras. Gelombang gerakan anti diskriminasi kemudian meledak
di seluruh penjuru Amerika Serikan bahkan dunia. Mereka semua menyerukan jangan
ada lagi perlakuan diskrimasi terhadap ras kulit hitam. Dunia mengkampanyekan
kesetaraan ras itu hak bagi seluruh orang di negara manapun mereka tinggal.
Peristiwa ini mungkin terjadi juga di Indonesia, dan memang sudah
terjadi. Rentetan peristiwa penahanan dan intimidasi terhadap masyarakat Papua
di Malang dan Surabaya, Jawa Timur, pada Agustus 2019 lalu. Peristiwa ini
kemudian memunculkan aksi protes dari masyarakat Papua yang mengecam rasisme.
Kita semua perlu memperhatikan betul ancaman rasisme yang bisa
merongrong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang mana bangsa ini tidak
membeda-bedakan asal suku maupun warna kulit. Rasisme bisa muncul dimana saja,
baik di negara berkembang ataupun negara maju seperti Amerika Serika. Rasisme
merupakan ancaman yang jelas dan nyata yang harus kita hadapi di tengah
kemajemukan ini.
Membumikan Pancasila
Kita mampu memerangi masalah rasisme, akan tetapi upaya ini membutuhkan
perubahan pola dan cara pandang masyarakat untuk memandang keberagaman secara
lebih luas. Membangun kepercaya diri dan menanamkan kesetaraan ras di bawah
paying kemanusiaan. Selain itu, para pejuang bangsa ini dahulu juga Sudah
mewariskan kepada kita beberapa alat perjuangan yang salah satunya sangat kita ketahui,
yakni Pancasila.
Pancasila merupakan cerminan jiwa dan karakter bangsa Indonesia. Setiap
butir silanya mewaikili ciri khas masyarakat Indonesia yang beragam. Sila
pertama menjelaskan berbagai macam agama dan kepercayaan di Indonesia. Sila
kedua, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian yang adil dan beradab. Sila ketiga,
mengutama persatuan dan kesatuan di dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Sila keempat, mengutama musyawarah dalam menjalankan proses demokrasi serta
melestarikan gotong royong dalam setiap bidang kehidupan. Sila kelima, menjamin
keadilan seluruh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sosial.
Pancasila adalah asas dalam bernegara, sumber hokum, dan salah satu
pilar penting dalam proses bernegara dan berbangsa. Eksistensinya sangat
penting, tidak bisa terpisahkan dari unsur bangsa ini. Membumikan nilai-nilai
Pancasila dalam upaya memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia merupakan
upaya tepat.
Aktifitas membumikan Pancasila bisa dengan berbagai cara, terlebih di
tangan para generasi milenial sekarang. Perkembangan teknologi dan media sosial
bisa dimanfaatkan generasi milenial untuk mengkampanyekan indahkan keberagaman
yang dimiliki Indonesia. Generasi milenial yang penuh dengan ide-ide baru,
spontanitas dan inovasi tentu mampu mengemas isu keberagaman dengan sangat
apik. Melalui platform seperti Youtube, Facebook, Twitter, Instagram dan media
sosial lainnya. Hal ini akan menjadi sumbangsih yang nyata dari generasi
penerus bangsa. Sehingga upaya membumikan nilai-nilai Pancasila untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan sesuai amanat Pancasila bisa berjalan dengan
maksimal.
0