Patrichia Angelica Bemey
02 Jul 2024 at 16:26Sejak
menjadi bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, gerak
pembangunan di Papua telah melewati berbagai tahapan dan proses yang dirumuskan
dengan perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Gerakan
pembangunan tersebut seharusnya menempatkan provinsi Papua sejajar dengan
provinsi-provinsi lain di Indonesia. Tetapi, pada kenyataannya, sejak mulai
menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia sampai sekarang, Papua tidak
pernah bebas dari permasalahan yang menyangkut persatuan Indonesia. Antara
masyarakat Papua dan luar Papua saling curiga, kehidupan sehari –
hari di Papua pun masih berada dalam ketakutan,tidak tenteram, tidak
nyaman. Semua itu membawa Papua berada semakin jauh dari
kedamaian.
Sudah
alami dan disadari bahwa penanganan konflik di Papua dengan kekerasan, belum
menyelesaikan masalah. Berbagai usaha dapat dilakukan untuk memperkuat perekat
dan tali pengikat persatuan dan kesatuan nasional, di antaranya melalui
peningkatan dialog dan komunikasi, serta rekonsiliasi yang
merukunkan antara beberapa lapisan masyarakat untuk bersama – sama membangun
masa depan.
Membangun dialog
damai dan rekonsiliasi, untuk mengakhiri konflik dan rasa
saling curiga dalam masyarakat, LMS, lembaga masyarakat adat, tokoh
adat, tokoh agama, maupun kelompok atau organisasi masyarakat
yang ada di Papua dan semua lapisan masyarakat Papua dengan pemerintah
sangatlah penting. Dengan cara ini, akan memperkecil terjadinya perpisahan
sepihak.
DIALOG DAN REKONSILIASI SEBAGAI UPAYA
MEMBANGUN KEPERCAYAAN
Faktanya,
Indeks Pembangunan Manusia Papua masih yang terendah di seluruh Indonesia.
Kabupaten-kabupaten pemekaran di pedalaman Papua adalah wilayah terpencil dan
terbelakang di Indonesia. Padahal tak hanya dari DAU dan DAK saja Papua yang
mendapat kucuran dana. Melalui Otsus, triliunan rupiah terus mengalir ke Papua.
Tetapi, alasan mendekatkan pelayanan dan pembangunan saat memekarkan wilayah
belum sepenuhnya terbukti.
Dalam
posisi seperti ini, Papua perlu jalan keluar. Dialog yang digagas oleh jaringan
Damai Papua patut mendapat perhatian serius, karena tidak hanya membangun ruang
yang lebih demokratis tetapi lebih setara. Intensitas para Pendiri Bangsa yang
menempatkan kewarganegaraan sebagai dasar hidup mandiri menjadi aktual dalam
proses dialog ini.
Di sisi lain,
konsultasi publik baik terhadap masyarakat asli Papua maupun kelompok pendatang
yang dilakukan oleh Jaringan Damai Papua menciptakan gagasan tentang dialog
yang lebih terinternalisasi. Selain itu, dalam konsultasi publik dapat menjadi
bahan untuk membangun kesepahaman bersama yang baik antarmasyarakat dan
kelompok di Papua, serta antara pemerintah. Hal itu pula yang sebenamya juga
menjadi dasar utama ketika Pemerintah hendak mengembangkan dan membangun Papua.
Kepercayaan kepada masyarakat, kepercayaan kepada Orang Papua adalah kunci
pembuka dan untuk mencari solusi atas aneka persoalan Papua.
Sulit
untuk mengatakan bahwa seseorang berpihak, melindungi, dan memberdayakan orang
lain jika ia tidak pernah sungguh-sungguh percaya pada orang tersebut. Demikian
pula dengan hubungan antara pemerintah pusat dan Papua. Dalam semua aspek dan
sektor jika tidak ada kepercayaan, meskipun telah dibuat aneka ketentuan dan
undang-undang yang memihak atau melindungi,akan menjadi tidak berarti.
Itulah yang
menjadi titik penting mengapa dialog perlu. Dialog sungguh-sungguh mengandaikan
adanya kekecewaan kepercayaan. keyakinan untuk mau berdialog,
atau kemauan dan 'keinginan untuk mengajak berdialog adalah
niat untuk mau percaya. Papua telah menawarkan gagasan itu, artinya Papua saat
ini mencoba untuk mau dan tengah membangun kemauan untuk percaya pada
pemerintah,pemerintah pun diharapkan mau membangun langkah serupa, karena
persoalan Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengan gelontoran uang saja.
DIALOG DAN REKONSILIASI SEBAGAI UPAYA
MENYELESAIKAN MASALAH PAPUA SECARA DAMAI
Ketika
berbicara tentang upaya menyelesaikan masalah Papua secara damai maka kita akan
menemukan berbagai tawaran konsep dari berbagai komponen di Papua, dari daerah
lain di Indonesia dan dari komponen masyarakat internasional. Dalam tulisan ini
hanya akan menguraikan dua konsep yang telah dikerjakan oleh komponen Papua
dalam kerjasama dengan para pihak di luar Papua yang selama ini terus menjadi
rujukan bagi upaya-upaya penyelesaian konflik di Papua. Dua konsep yang
dimaksud adalah: Papua Zona Damai atau Papua Tanah Damai; serta konsep Dialog
Damai.
Konsep
Papua Zona Damai yang kemudian lebih populer dengan Papua Tanah Damai adalah
konsep yang digerakkan oleh komponen adat, komponen agama dan beberapa komponen
rakyat lainnya. Konsep Dialog Damai merupakan salah satu konsep yang lebih
mengarah pada pemanfaatan mekanisme politik dalam menyelesaian persoalan Papua
secara menyeluruh dan komprehensif. Tekanan utama dalam dialog ini adalah
penyelesaian tiga akar permasalahan Papua, yaitu permasalahan status politik
Papua, kekacauan pembangunan dan permasalahan kekerasan negara atau pelanggaran
Hak Asasi Manusia.
Makin nyata dan
terasa, ketika konsep ini diajarkan lebih teduh, lebih intens dengan
langkah-langkah akademis yang lebih sistematis. Dari usaha-usaha inilah
kemudian terbentuk Jaringan Damai Papua yang telah bekerja mengorganisir
Konferensi Perdamaian Tanah Papua yang berlangsung tanggal 5 -7 Juli 2011
maupun beberapa tahapan konsultasi publik. Dengan demikian, jelas sudah bahwa
hari ini telah ada konsep, sudah ada instrumen kerja serta membuat kuat
kesadaran rakyat untuk menyelesaikan masalah Papua melalui jalan damai.
0