Nurikrimah
23 Nov 2024 at 04:57Terorisme adalah ancaman yang terus bertransformasi, mencari celah dalam setiap aspek kehidupan. Sepanjang tahun 2024, serangkaian penangkapan teroris di berbagai wilayah Indonesia mengingatkan kita bahwa ancaman ini tidak bisa dianggap remeh. Pada 4 November 2024, tiga terduga teroris yang tergabung dalam Jamaah Anshor Daulah (JAD) ditangkap di Kudus, Demak, dan Karanganyar, Jawa Tengah. Mereka diketahui memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan propaganda radikal dan merencanakan serangan, membuktikan bahwa terorisme kini hadir dalam bentuk yang lebih canggih dan sulit dideteksi.
Penangkapan ini bukan satu-satunya peristiwa yang mengungkap ancaman terorisme di tanah air. Pada 25 Januari 2024, Densus 88 berhasil menangkap 10 tersangka teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Jawa Tengah. Kemudian, pada 31 Juli 2024, tiga terduga teroris ditangkap di Batu, Jawa Timur, dan satu di Solo, Jawa Tengah. Perencanaan matang serta keterlibatan komunitas lokal dan digital dalam jaringan mereka menunjukkan bahwa terorisme tidak lagi hanya soal senjata, tetapi juga ideologi yang menyusup hingga ke ruang digital.
Dalam upaya melawan terorisme, peran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menjadi sangat penting. BNPT bekerja tidak hanya pada level penindakan tetapi juga pencegahan melalui pendekatan soft power, seperti edukasi dan deradikalisasi. BNPT berkolaborasi dengan aparat keamanan, termasuk Densus 88, TNI, dan masyarakat, untuk memastikan bahwa ideologi radikal tidak memiliki ruang berkembang. Melalui program deradikalisasi, BNPT menargetkan individu yang rentan atau telah terpapar ideologi ekstrem untuk dikembalikan ke masyarakat dengan wawasan kebangsaan dan toleransi.
Kolaborasi antara BNPT dan Densus 88 dalam operasi teroris menunjukkan sinergi yang kuat. Operasi ini bukan hanya soal melumpuhkan kelompok teroris, tetapi juga mencegah penyebaran ideologi mereka. BNPT, melalui pendekatan humanis, menyasar kelompok masyarakat yang rentan terhadap radikalisasi, seperti remaja dan komunitas yang terpinggirkan. Edukasi melalui sekolah, komunitas, dan kampanye digital menjadi upaya jangka panjang untuk membangun ketahanan ideologi bangsa.
Peran teknologi juga semakin penting dalam perang melawan terorisme. BNPT dan aparat keamanan menggunakan big data dan analisis digital untuk mendeteksi pola komunikasi mencurigakan. Di sisi lain, teknologi juga menjadi alat bagi teroris untuk menyebarkan pengaruh mereka. Oleh karena itu, pendekatan cerdas diperlukan untuk memanfaatkan teknologi tanpa mengorbankan kebebasan sipil masyarakat.
Namun, perjuangan melawan terorisme tidak berhenti pada penindakan. Ketidakadilan sosial, kemiskinan, dan diskriminasi sering kali menjadi akar masalah yang dimanfaatkan kelompok teroris. Dengan menciptakan akses pendidikan, ekonomi yang inklusif, dan kebijakan yang adil, kita dapat mengurangi potensi radikalisasi sejak dini. BNPT juga mendorong pelibatan tokoh agama dan masyarakat dalam membangun narasi positif tentang kebangsaan dan kerukunan.
Masyarakat juga memiliki peran besar dalam melawan terorisme. Pelaporan aktivitas mencurigakan, menjaga komunikasi dengan aparat, dan meningkatkan literasi digital adalah langkah nyata yang dapat dilakukan. BNPT terus mendorong partisipasi masyarakat dalam program pencegahan, karena melawan terorisme adalah tanggung jawab bersama.
Ancaman terorisme tidak akan hilang dalam semalam, tetapi persatuan dan kesadaran kolektif dapat menjadi benteng terkuat kita. Penangkapan teroris sepanjang 2024 menunjukkan bahwa dengan kolaborasi antara BNPT, aparat keamanan, dan masyarakat, rencana jahat mereka dapat digagalkan. Namun, ancaman ini tidak boleh dianggap selesai; kita harus terus waspada dan bersatu.
Melawan terorisme bukan hanya soal keamanan, tetapi juga menjaga nilai-nilai persatuan dan kedamaian. Ketika BNPT, Densus 88, TNI, dan masyarakat bekerja bersama, ancaman terorisme dapat ditekan. Mari terus bersatu dan hentikan ancaman ini di semua dimensi kehidupan, karena persatuan adalah kunci kemenangan kita melawan strategi gelap mereka.
Referensi:
1. Kompas.com. (2024, Januari 25). Densus 88 Tangkap 10 Tersangka Teroris di Jawa Tengah. Diakses dari [https://nasional.kompas.com/read/2024/01/25/16234481/densus-88-tangkap-10-tersangka-teroris-di-jawa-tengah](https://nasional.kompas.com/read/2024/01/25/16234481/densus-88-tangkap-10-tersangka-teroris-di-jawa-tengah)
2. Kompas.com. (2024, Juli 31). Deretan Fakta di Balik Penangkapan Terduga Teroris di Batu dan Solo. Diakses dari [https://www.kompas.com/tren/read/2024/08/02/150000965/deretan-fakta-di-balik-penangkapan-terduga-teroris-di-batu-dan-solo](https://www.kompas.com/tren/read/2024/08/02/150000965/deretan-fakta-di-balik-penangkapan-terduga-teroris-di-batu-dan-solo)
3. Kompas.com. (2024, November 5). 3 Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Jateng Berencana Melakukan Serangan. Diakses dari [https://nasional.kompas.com/read/2024/11/05/14020551/3-terduga-teroris-yang-ditangkap-densus-88-di-jateng-berencana-melakukan](https://nasional.kompas.com/read/2024/11/05/14020551/3-terduga-teroris-yang-ditangkap-densus-88-di-jateng-berencana-melakukan)
4. Bicara Indonesia. (2024, November 4). Densus 88 Amankan Tiga Terduga Teroris Wilayah Jateng. Diakses dari [https://bicaraindonesia.id/news/20948/densus-88-amankan-tiga-terduga-teroris-wilayah-jateng/](https://bicaraindonesia.id/news/20948/densus-88-amankan-tiga-terduga-teroris-wilayah-jateng/)
5. DetikNews. (2024, Januari 26). Penangkapan Tersangka Teroris Jaringan JI di Jawa Tengah Densus 88 Kembali Bertindak Cepat. Diakses dari [https://news.detik.com](https://news.detik.com)
0