Vitra Yuqadhirza
22 Dec 2022 at 18:07


Manisan Merupakan Warisan Kuliner Yang Tak Terlupakan

 

Manisan buah adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu. Manisan biasanya dimakan sebagai hidangan pelengkap untuk merangsang nafsu makan. Teknologi membuat manisan merupakan salah satu cara pengawetan makanan yang sudah diterapkan sejak dahulu kala. Perendamanan manisan akan membuat kadar gula dalam buah meningkat dan kadar airnya berkurang. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan mikrob perusak sehingga buah akan lebih tahan lama. Pada awalnya manisan dibuat dengan merendam pada larutan gula hanya untuk mengawetkan. Ada beberapa buah yang hanya dipanen pada musim-musim tertentu. Saat musim itu, buah akan melimpah dan kelebihannya akan segera membusuk apabila tidak segera dikonsumsi. Untuk itu manusia mulai berpikir untuk mengawetkan buah dengan membuat manisan. Manisan juga dibuat dengan alasan memperbaiki cita rasa buah yang tadinya masam menjadi manis. Setelah berkembang menjadi komoditas, manisan mulai diolah dengan berbagai tambahan bahan, seperti pemutihpengenyalpengering, atau gula buatan.

Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Manisan kering adalah produk olahan yang berasal dari buah-buahan dimana pemasakannya dengan menggunakan gula kemudian di keringkan. Produk ini mempunyai beberapa keuntungan diantaranya; bentuknya lebih menarik, lebih awet volume serta bobotnya menjadi lebih kecil sehingga mempermudah pengangkutan.

Nah pada tempat kami melaksanakan KKN atau Kuliah Kerja Nyata yaitu tepatnya pada Desa Aras Sembilan yang terletak pada Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh. Nah setelah kami beradaptasi dengan warga sekitar kami pun mengetahui bahwasannya ibu-ibu setempat sering membuat manisan dari Jambu Biji tetapi mereka membuat manisan tersebut untuk di makan dirumah bersama keluarga saja tidak untuk diperjual belikan. Nah manisan ini merupakan warisan leluhur mereka yang hingga sampai saat ini mereka terus melestarikannya.

Sejarah awal terciptanya manisan bukan untuk menciptakan camilan yang manis melainkan mengawetkan buah-buahan agar lebih tahan lama. Kebudayaan Mesopotamia, China, Mesir, dan Roma telah mengenal buah-buahan yang berlapis madu. Ada sedikit garis sejarah yang hilang mengenai mana bangsa pertama yang memiliki ide menciptakan manisan. Intinya, negara itu adalah negara di Benua Asia. Orang-orang Eropa sendiri baru mengenal manisan setelah bertemu dengan orang-orang Arab. Ketika Bangsa Arab digdaya di masa lampau dan berhasil menancapkan pengaruhnya di Benua Eropa, mereka pun ikut membawa pengaruh budaya yang kuat. Sementara itu China mencatat bahwa mereka mulai mengenal manisan sejak masa pemerintahan Dinasti Song (960-1279 Masehi). Saat itu selir kesayangan raja jatuh sakit dan tidak bisa makan. Tabib yang saat itu merawat sang selir memiliki ide untuk menyajikan manisan buah hawthorne. Ini adalah sejenis beri-berian yang tanamannya berduri dan memiliki buah yang terasa asam. Buah haw ini lalu ditusuk dengan batang bambu sehingga seperti sate lalu dicelupkan ke dalam sirup gula hingga terbentuk lapisan kristal di bagian luarnya. Ternyata nafsu makan sang selir pun kembali dan ia menjadi sehat. Sejak itu manisan buah masyarakat China menyebutnya tanghulu dianggap sebagai obat yang manjur. Nah begilah sejarah singkat tentang manisan.

Nah setelah kami berbincang dengan ibu-ibu warga aras sembilan mereka pun bersedia mengjarkan kami membuat manisan tepatnya di rumah ibu Rodhiah kami diajarkan cara membuat manisan mulai dari pengkupasan buah, proses pembuatan hingga manisan dapat dinikmati. Tahapan demi tahapan mereka ajarkan kami hingga kami mengetahui bagaimana proses pembuatan manisan jambu biji ini, yang biasanya ketika ingin memakan manisan kami hanya membelinya dari pedangan manisan, tetapi dengan ilmu yang telah diberikan oleh ibu rodhiah kami pun dapat mengimplementasikannya dikemudian hari, sehingga apabila ingin memakan manisan tinggal buat aja deh tanpa harus beli lagi.

Warga sekitar aras sembilan menganggap bahwasannya manisan ini merupakan warisan kuliner dari leluhur mereka sehingga harus dilestarikan dan terus dikembangkan sampai kapan pun. Dimana warga aras sembilan ini di dominan kan oleh suku melayu tepatnya tamiang hulu. Manisan ini merupakan kulinernya orang melayu, manisan merupakan makanan yang wajib ada pada acara- acara besar orang melayu  salah satu contohnya seperti pernikahan bahkan lebaran.

Budaya dan adat istiadat Melayu dipengaruhi oleh budaya Arab. Awalnya manisan ini di kenal dengan istilah halwa. Kata Halua berasal dari bahasa arab gundul (tulisan arab tanpa harakat) “Halwa” yang memiliki arti “manisan” yang diberikan untuk seorang anak perempuan, dan boleh diberikan untuk nama sebuah produk, tempat ataupun makanan. Dalam kaidah Melayu Halua /Halwa adalah sejenis manisan yang terbuat dari berbagai macam buah yang tumbuh di pesisir timur Sumatera yang didominasi masyarakat suku Melayu sebagai warisan budaya turun menurun dari nenek moyang yang terus dijaga kelestariaannya hingga sekarang.

Nah jadi begitulah sejarah kuliner manisan yang hingga saat ini masih terus dilestarikan oleh warga Desa Aras Sembilan. Jadi menurut mereka manisan merupakan hal yang harus tetap diteruskan kepada anak cucu agar tidak terhenti dan lenyap tertelan dengan budaya baru. Selain manisan jambu ibuk-ibu sekitar Desa Aras Sembilan juga biasa membuat manisan dengan bentuk yang bermacam ragam serta cantik-cantik salah satunya seperti bentuk udang, manisan yang berbentuk udang ini biasa di sajikan pada saat acara pernikahan orang melayu yang akan dihidangkan di depan pengantin. Karena pada proses pembuatan manisan dengan bentuk yang unik-unik itu membutuhkan waktu yang lama jadi kami hanya minta diajarkan membuat manisan dari buah jambu biji saja yang prosesnya lebih cepat. Tetapi walaupun kami tidak sempat diajarkan membuat manisan dengan bentuk udang tersebut setidaknya kami dicerikan oleh ibu Rodhiah bagaimana cara dan proses pembuatan manisan berbentuk udang tersebut  serta menceritakan pada saat acara apa saja manisan unik tersebut di sajikan. Dengan adanya pemahaman tentang warisan kuliner seperti manisan ini kami sebagai generasi milenial ingin terus belajar tentang warisan-warisan kuliner lainnya agar dikemudian hari kami dapat mengenalkan budaya-budaya seperti ini kepada anak dan cucu kami kelak.

Oleh: Mardiah, Siti Nadia, Sarifah Rista Maulina
Mahasiswi IAIN Langsa Prodi Perbankan Syariah dan  Ekonomi Syariah

0