Vitra Yuqadhirza
24 Dec 2022 at 15:41MANFAAT METODE BCCT (BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME) DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI DESA ASAM PEUTEK
ABSTRAK
Pendidikan merupakan salah satu
yang sangat penting diterapkan pada masyarakat guna untuk mencerdaskan bangsa
negara. Anak yang masih berada pada usia dini menjadi titik fokus pendidikan
agar menciptakan generasi muda yang kreatifitas dan inovasi. Salah satu
pendidikan untuk anak usia dini yaitu PAUD. Metode yang digunakan dalam
pengajaran peserta didik PAUD yaitu model BCCT (Beyond Centers and Circle Time) atau pendekatan sentra dan
lingkaran yang dianggap paling ideal dan
sinkron dengan keadaan psikologis anak usia dini. Balai kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang berada di desa Asam Peutek juga menerapkan ini sebagai
metode pengajaran bagi anak-anak yang masih belia. Penerapan ini di sambut baik
oleh para peserta didik dengan mereka mengikuti kegiatan mengajar dan materi
yang disampaikan dengan sangat baik. Salah satu sub metode yang digunakan yaitu
sing a song yang merupakan model
penyampaian materi dengan cara bernyanyi. Selain bernyanyi, para peserta didik
juga menangkap materi dengan cara menari
sehingga menjadikan psikologis mereka senang akan dunia pendidikan dan
membentuk karateristik mereka menjadi kreatf dan inovatif.
Kata kunci : BCCT Metode, Pendidikan Anak
Usia Dini, dan Respon
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah
satu hal yang sangat penting diterapkan pada kehidupan manusia sebagai jembatan
untuk mendapat berbagai ilmu pengetahuan. UUD RI No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat
14 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa pentingnya pendidikan
untuk mencerdaskan generasi bangsa. Salah satu yang paling mendasar dalam
bidang mendidik generasi yaitu pada system Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sistem
ini adalah suatu upaya yang ditujukan terhadap anak yang masih menginjak umur
belia hingga usia 6 tahun. PAUD dilakukan dengan cara pemberian materi untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
dunia pendidikan selanjutnya.[1]
Sebagai wadah
pendidikan yang paling mendasar, PAUD dilaksanakan tidak hanya disekolah
bersama guru saja, melainkan juga melibatkan orang tua, masyarakat dan
pemerintah. Hal tersebut dilakukan karena sasaran PAUD akan terus ada sebagai
wadah pembelajaran bagi generasi muda yang masih berumur belia dengan
menyiapkan kepribadian yang konsisten dan kreativitas.
Keberhasilan pendidikan
di usia dini ternyata memerlukan beberapa faktor yang melibatkan bentuk persiapan rangkaian belajar sehingga
terciptanya teknik, metode, strategi, dan model pembelajaran yang akan
disalurkan pada generasi muda. Maka dari itu, metode yang dilakukan pada ruang pendidikan
PAUD tidak lepas dari metode BCCT (Beyond
Centers and Circle Time) yang merupakan pendekatan sentra dan lingkaran sehingga
menjadikan pola pembelajarannya menjadi menarik dan layak untuk diikut sertakan
pada anak usia dini.
Pembelajaran berbasis
sentra dinilai sangat tepat untuk dilaksanakan pada lingkungan pendidikan yang
berfokus pada anak usia dini sehingga menimbulkan karakteristik utama sebagai
pijakan untuk membentuk konsep aturan, ide dan pengetahuan peserta didik. Dalam
penerapannya, model ini berfokus pada anak yang menjadi subjek pembelajaran
dengan cara bermain sehingga anak dapat dengan baik mencerna dan menangkap
setiap materi yang disampaikan.[2]
Mengacu pada pengertian
dari metode BCCT ini, beberapa pandapat telah dijabarkan salah satunya yaitu Dyah.
Ia mengatakan bahwa model pembelajaran BCCT merupakan suatu model dengan
strategi belajar sambil bermain yang berfokus pada anak usia dini hingga mereka
dapat mencerna materi yang disampaikan. Para
pendidik berpusat di sentra main dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis
pijakan yaitu pijakan lingkungan bermain, pijakan sebelum bermain, pijakan selama
bermain, dan pijakan setelah bermain.[3]
Selain Dyah, Departemen
pendidikan nasional juag telah menjelaskan bahwa model BCCT didasari pada
asumsi bahwa anak di usia dini belajar melalui bermain dengan benda-benda dan
orang-orang disekitarnya (lingkungannya). Ketika proses bermain inilah anak
berinteraksi dengan lingkungannya sehingga dapat mengoptimalkan seluruh aspek
perkembangan anak, baik fisik, emosi, kognisi, maupun sosial yang akan
terbentuk sebagai karakteristik anak.[4]
Mufrihatin yang
merupakan salah satu pengamat metode ini juga menjelaskan bahwa metode ini mengembangkan
kecerdasan jamak anak didik dengan memandang bahwa setiap karakteristik yang
dimiliki oleh anak memiliki keunikan dan diselimuti dengan bakat sehingga
muncul argument bahwa dengan dipenerapan
ini memiliki tujuan untuk mengembangkan kecerdasan anak yang masih diusia dini
sebagai peserta didik.[5]
Beberapa sekolah dalam
menerapkan metode BCCT ini menerapkan sub metode dengan berbasis Multiple Intelligences yang merupakan
membentuk kecerdasan majemuk dengan dimiliki setiap anak. Penerapan sub metode
ini tidak lekang dari harapan bawa jika dikembangkan dengan baik maka anak bisa
menumbuhkan rasa percaya diri sesuai dengan minat dan bakat masing-masing yang dimiliki
oleh setiap anak sehingga hal ini dapat menunjang pembentukan karakter yang
baik dan istimewa pada diri anak.[6]
Dalam melaksanakan sub
metode multiple intelligences, para
guru dituntut untuk mengetahui kebutuhan anak didik dengan perantara yang akan
menyampaikan materi dengan baik dan tepat dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar pada anak yang masih diusia belia. Hal tersebut dilakukan oleh para guru dengan bantuan media yang dapat diterima
oleh peserta didik dalam proses penyampaian materi. Fungsi dari media ini pada
dasarnya adalah sebagai jembatan dalam proses belajar mengajar sehingga
mendapatkan titik dimana materi yang disampaikan diterima baik oleh peserta
didik.[7]
Pada penelitian ini digunakan
metode kualitatif yang bersumber pada
pandangan fenomenologis dan kejadian langsung sehingga pengamat dapat terjun
pada lapangan penelitian. Metode penelitian ini memliki tujuan untuk
mempertegaskan bahwa peneliti akan berusaha memahami peristiwa dan kaitanya.
Adapun prosedur pengumpulan data pada penelitian ini mencakup pengamatan,
berperan serta, wawancara, pengumpulan dokumentasi, dan pembuatan catatan
lapangan. Sedangkan teknik analisis datanya yaitu melakukan analisis domain dan
analisis taksonomi.[8]
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa guru menggunakan media-media yang berkaitan dengan
kebersihan diri dan lingkungan sebagai alat untuk mengembangkan kecerdasan
intrapersonal. Balai tempat kegiatan belajar mengajar anak usia dini yang
berada pada desa Asam Peutek, menerapkan visi bahwa lembaga pendidikan anak
usia dini dapat menerapkan pembelajaran yang islami, edukatif, dan
menyenangkan. Sedangkan misi yang diterapkan pada KBM desa Asam Peutek yaitu:
1.
Menanamkan nilai-nilai agama
2.
Membentuk pola pengasuhan kepada anak diusia dini.
3.
Memberikan program pendidikan dengan metode pendekatan
terhadap anak.
4.
Membentuk karakteristik anak agar terampil dan
mandiri.
5.
Memperkenalkan kepada anak untuk saling mengerti,
berbagi, dan bekerjasama.
Dalam mewujudkan visi dan misi dari balai KBM desa
Asam Peutek, maka para pengurus balai KBM anak usia dini tersebut melakukan
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode yang mudah di pahami oleh
anak usia dini. Mengacu pada beberapa metode pengajaran, para pengurus dan guru
menerapkan metode BCCT sebagai metode pengajaran anak-anak yang masih diusia
dini agar dengan menggunakan metode tersebut, anak-anak akan lebih mudah
menangkap pelajaran dan pengajaran yang dijabarkan oleh para guru. Selain itu,
respon bagi anak didik akan penerapan metode ini, peserta didik menjadi lebih
memahami dan menerapkan dikeseharian bahkan memudahkan mereka dalam mengerti
akan materi yang telah dijabarkan oleh guru.
Salah satu guru yang mengajar pada balai KBM ini yaitu
mahasiswa IAIN Langsa yang sedang melakukan kegiatan kuliah pengabdian
masyarakat (KPM) dengan menerapkan metode pengajaran BCCT ini dalam bentuk sing a song. Yang dimaksud dengan metode
ini yaitu menyampaikan materi pembalajaran melalui lagu-lagu yang disampaikan
agar lebih menarik perhatian peserta didik dan menjadikan mereka memahami akan
materi tersebut. Ketika diterapkan model sing
a song ini, para peserta didik memiliki emosional yang sangat bahagia dan
cepat dalam menangkap materi yang dijabarkan sehingga para peserta didik tidak
merasa bosan akan pembelajaran tersebut. Diterapkan metode ini membawa hasil
bahwa sangat efisien untuk pembelajaran anak usia dini yang masih melakukan
pembelajaran sambal bermain.
Gambar 1. Belajar sambil bernyanyi di
balai KBM
Dalam penerapan metode sing a song ini, para mahasiswa juga melakukan gerakan tangan dan kaki sehingga menarik perhatian anak-anak yang sedang belajar. Gerakan menari ini juga merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penyampaian materi kepada anak usia dini agar mereka lebih memahaminya. Selain itu, konsep ini juga didukung dengan emosional anak-anak yang masih melakukan pembelajaran dengan menyatukan metode yang menyenangkan dan menarik sehingga mereka tidak terganggu emosi mereka yang masih diusia dini. Emosi yang dimaksud ini yaitu keadaan psikologis mereka yang masih membutuhkan pelajaran secara ringan.Gambar 2. Kegiatan mengajar sambal menari di KBM
Gambar 2. Kegiatan mengajar sambal menari di KBM
Respon anak didik dalam penerapan
metode BCCT yang difokuskan pada sing a
song, mereka memahami dan lebih tanggap dalam proses pembelajaran. Kegiatan
ini juga merupakan salah satu akses pendidikan yang akan tersalurkan kepada
anak-anak usia dini. Kegiatan mengajar yang dilakukan juga menjadikan peserta
didik memiliki kreativitas tanpa batas dalam menyampaikan emosiaonal dan
imajinasi mereka.
KESIMPULAN
PAUD yang merupakan salah satu pendidikan yang mendasar diterapkan pada lingkungan masyarakat
tidak lepas dari metode pembelajaran
berbasis BCCT (Beyond Centers and Circle
Time) atau pendekatan terhadap anal didik sehingga dapat membentuk karakter
yang baik. Penerapan metode ini juga dilaksanakan para mahasiswa IAIN Langsa
yang sedang menjalankan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang merupakan salah
satu program kerja mereka yaitu menerapkan metode BCCT pada balai kegiatan
belajar mengajar yang berada di desa Asam Peutek.
Para peserta didik sangat antusias dalam mengikuti
pelajaran dengan berbagai macam metrode yang digunakan salah satunya yaitu sing a song. Materi pembelajaran yang
disampaikan oleh para guru menjadi sangat kreatif dan mudah untuk dipahami oleh
peserta didik. Dengan adanya penerapan metode BCCT ini, pembelajaran untuk anak
usia dini menjadi sangat ringan dan membentuk karakter peserta didik menjadi
lebih kreatif dan inovatif.
DAFTAR
PUSTAKA
Brain Power, 2005 Permainan Berbasis Sentra Pembelajaran, Jakarta
: Erlangga : Jakarta.
Depdiknas, 2006, Pendekatan
Sentra dan Lingkaran dalam Pendidikan Anak UsiaDini, Depdiknas : Jakarta,
Mufrihatin, 2008, Aplikasi Metode BCCT (Beyond Centers
and Circle Times) dalam Pembelajran Pendidikan Agaman Pada Anak Usia Dini, UNI
Sunan Kalijaga : Yogyakarta.
Mustaqim,
Psikologi Pendidikan, 2004, Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo : Semarang.
Maharani Ramadhanti, Media Pembelajaran Bcct (Beyond Center And
Circle Time) Berbasis Multiple Intelligences, Jurnal, Universitas Negeri
Jakarta : Jakarta
Saputri, E.E, Implementasi model
pembelajaran sentra untuk meningkatkan kemandirian anak usia dini di KB Merak
Ponorogo, 2019, Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo : Jawa Timur.
Sujiono, 2013, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini , PT. Indeks : Jakarta.
Penulis
Tasya Mirza
(2032019038)
Hukum Tata
Negara Institusi Islam Negeri Langsa
1