Patrichia Angelica Bemey
02 Sep 2024 at 22:39Hari
Literasi Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 8 September, adalah momen
global untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi sebagai hak dasar
setiap individu. Literasi, yang melibatkan kemampuan membaca dan menulis,
adalah fondasi bagi pembelajaran seumur hidup dan merupakan kunci bagi
perkembangan pribadi, sosial, dan ekonomi. Peringatan ini diselenggarakan oleh
UNESCO sejak tahun 1966 untuk mengingatkan dunia tentang peran penting literasi
dalam memberdayakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan.
Sejarah dan
Latar Belakang
Peringatan
Hari Literasi Sedunia pertama kali dicanangkan oleh UNESCO pada tanggal 17
November 1965, dan mulai diperingati pada tahun 1966. Hari ini dipilih untuk
menggarisbawahi peran literasi dalam mengatasi tantangan global, seperti
kemiskinan, kesenjangan gender, dan akses terhadap pendidikan yang berkualitas.
Di banyak negara, literasi masih menjadi tantangan besar, terutama di
daerah-daerah terpencil dan kurang berkembang, di mana akses terhadap
pendidikan masih terbatas.
Menurut data
UNESCO, meskipun telah terjadi kemajuan signifikan dalam hal literasi global,
masih ada sekitar 773 juta orang dewasa di seluruh dunia yang tidak memiliki
kemampuan literasi dasar. Dari jumlah tersebut, dua pertiganya adalah
perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan gender dalam literasi masih
menjadi masalah serius yang perlu mendapat perhatian lebih.
Pentingnya
Literasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Literasi
adalah hak dasar yang harus dimiliki setiap orang. Kemampuan membaca dan
menulis tidak hanya mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan
memahami informasi, tetapi juga membuka peluang untuk pendidikan, pekerjaan,
dan partisipasi aktif dalam masyarakat. Literasi memungkinkan individu untuk
mengakses informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat, baik
dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Dalam konteks yang
lebih luas, literasi berperan penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi.
Masyarakat yang literat cenderung lebih sejahtera, sehat, dan stabil secara
sosial. Literasi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup, karena
orang yang literat dapat lebih mudah mengakses layanan kesehatan, informasi
gizi, dan pendidikan anak-anak mereka. Oleh karena itu, literasi menjadi salah
satu kunci utama dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),
khususnya dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Tantangan
dalam Meningkatkan Literasi Global
Meskipun
ada kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan tingkat literasi global,
tantangan besar masih ada. Beberapa di antaranya adalah kurangnya akses
terhadap pendidikan berkualitas, kemiskinan, konflik, dan diskriminasi gender.
Di banyak negara berkembang, pendidikan masih belum merata, dan anak-anak dari
keluarga miskin sering kali tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam
pendidikan dasar yang layak.
Konflik bersenjata
dan situasi darurat juga berdampak besar pada kemampuan anak-anak untuk
bersekolah. Banyak anak-anak di wilayah konflik terpaksa putus sekolah, yang
pada akhirnya memperparah tingkat buta huruf di daerah tersebut. Selain itu,
diskriminasi gender masih menjadi penghalang bagi perempuan dan anak perempuan
untuk mengakses pendidikan, terutama di masyarakat yang memiliki pandangan
tradisional tentang peran gender.
Upaya
Meningkatkan Literasi
Untuk
mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat
sipil, dan komunitas internasional. Beberapa strategi yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan literasi global antara lain:
1. Peningkatan
Akses Pendidikan: Menyediakan akses yang lebih baik terhadap pendidikan dasar
dan menengah, terutama bagi kelompok yang terpinggirkan, seperti anak
perempuan, anak-anak dari keluarga miskin, dan mereka yang tinggal di daerah
terpencil.
2. Pengembangan
Kurikulum yang Inklusif: Kurikulum yang inklusif dan responsif terhadap
kebutuhan lokal dapat membantu meningkatkan literasi. Penggunaan bahasa ibu
dalam pengajaran, misalnya, telah terbukti meningkatkan pemahaman dan
partisipasi siswa.
3. Penggunaan
Teknologi: Teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan
literasi, terutama di daerah yang sulit dijangkau. Program pembelajaran
berbasis teknologi, seperti aplikasi mobile untuk belajar membaca dan menulis,
dapat membantu memperluas akses pendidikan.
4. Pemberdayaan
Perempuan: Mengatasi kesenjangan gender dalam literasi memerlukan pendekatan
yang holistik, termasuk pemberian dukungan bagi perempuan dan anak perempuan
untuk bersekolah, serta kampanye kesadaran yang menekankan pentingnya
pendidikan bagi semua gender.
5. Kemitraan dan
Kolaborasi: Kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, organisasi
non-pemerintah, dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan program-program
literasi yang efektif dan berkelanjutan.
Literasi
Digital: Tantangan Baru di Era Modern
Di era
digital, literasi tidak lagi terbatas pada kemampuan membaca dan menulis teks,
tetapi juga mencakup literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan untuk
memahami dan menggunakan teknologi informasi secara efektif. Dalam dunia yang
semakin terhubung secara digital, kemampuan ini menjadi semakin penting.
Literasi digital memungkinkan individu untuk berpartisipasi penuh dalam
masyarakat modern, mengakses informasi, dan memanfaatkan peluang ekonomi yang
ditawarkan oleh teknologi.
Namun, literasi
digital juga menambah tantangan baru, terutama bagi masyarakat yang masih
berjuang dengan literasi dasar. Kesenjangan digital, atau gap antara mereka
yang memiliki akses dan keterampilan teknologi dengan yang tidak, bisa
memperburuk ketidaksetaraan yang sudah ada. Oleh karena itu, upaya meningkatkan
literasi harus mencakup pengembangan keterampilan digital, agar semua orang
dapat berpartisipasi dalam dunia digital secara efektif dan aman.
Kesimpulan
Hari
Literasi Sedunia adalah pengingat pentingnya literasi sebagai fondasi bagi
pembangunan pribadi dan masyarakat. Literasi tidak hanya tentang kemampuan
membaca dan menulis, tetapi juga tentang memberdayakan individu untuk mencapai
potensi penuh mereka dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Dalam
dunia yang semakin kompleks dan terhubung, literasi, termasuk literasi digital,
menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Peringatan ini
mengajak kita semua untuk berperan aktif dalam upaya meningkatkan literasi
global. Melalui pendidikan yang inklusif, penggunaan teknologi, dan kolaborasi
lintas sektor, kita dapat mengatasi tantangan yang ada dan mewujudkan dunia di
mana setiap orang memiliki kesempatan untuk belajar, berkembang, dan hidup
dengan martabat. Mari kita jadikan Hari Literasi Sedunia sebagai momentum untuk
terus mendorong upaya meningkatkan literasi, demi masa depan yang lebih baik
bagi semua.
0