Patrichia Angelica Bemey
05 Sep 2024 at 17:25Setiap
tanggal 15 September, dunia memperingati Hari Demokrasi Internasional.
Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya
demokrasi dan memperkuat upaya untuk mempertahankannya di tengah tantangan
zaman. Demokrasi, yang berlandaskan pada partisipasi rakyat, kebebasan
berpendapat, dan hak asasi manusia, adalah fondasi dari masyarakat yang adil
dan setara.
Sejarah
Hari Demokrasi Internasional
Hari
Demokrasi Internasional ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2007.
Pemilihan 15 September sebagai tanggal peringatan ini bertujuan untuk
memperingati Deklarasi Universal Demokrasi yang diadopsi oleh Uni Antarparlemen
pada tahun 1997. Deklarasi tersebut menekankan bahwa demokrasi adalah hak
universal yang harus dihormati oleh semua negara, serta bahwa partisipasi aktif
masyarakat merupakan bagian penting dari tata pemerintahan yang demokratis.
Pentingnya
Demokrasi dalam Dunia Modern
Demokrasi
memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang memengaruhi hidup mereka. Prinsip-prinsip demokrasi seperti hak
suara, kebebasan berpendapat, dan pemisahan kekuasaan adalah landasan yang
memungkinkan masyarakat untuk hidup dalam lingkungan yang menghormati hak asasi
manusia dan keadilan.
1. Hak Asasi
Manusia: Demokrasi memungkinkan masyarakat untuk mengekspresikan pendapat
mereka secara bebas, memilih pemimpin mereka, dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan. Sistem ini memberikan perlindungan terhadap pelanggaran
hak-hak dasar dan memberi jaminan bahwa kekuasaan berada di tangan rakyat.
2. Pemerintahan
yang Transparan: Demokrasi mendorong transparansi dan akuntabilitas. Pemerintah
yang demokratis harus bertanggung jawab atas tindakan mereka kepada publik, dan
kebijakan yang dibuat harus melalui proses partisipatif yang melibatkan
masyarakat luas.
3. Partisipasi
Warga: Dalam sistem demokrasi, setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk
berpartisipasi dalam proses politik, baik itu melalui pemilihan umum,
referendum, atau partisipasi dalam diskusi publik. Demokrasi memastikan bahwa
suara semua orang didengar, terlepas dari latar belakang ekonomi, sosial, atau
politik.
Tantangan
Demokrasi di Abad ke-21
Meskipun
demokrasi adalah cita-cita yang diupayakan oleh banyak negara, realitas di
lapangan sering kali jauh dari ideal. Beberapa tantangan utama yang dihadapi
demokrasi saat ini termasuk:
1. Penurunan
Partisipasi Politik: Banyak negara demokrasi mengalami penurunan partisipasi
pemilih, terutama di kalangan anak muda. Sikap apatis terhadap politik bisa
melemahkan legitimasi sistem demokrasi dan memberi ruang bagi otoritarianisme.
2. Penyebaran
Informasi yang Tidak Akurat: Media sosial dan platform digital lainnya telah
mempermudah penyebaran informasi palsu dan disinformasi. Ini bisa merusak
kepercayaan publik terhadap institusi demokratis dan memanipulasi proses
pemilihan.
3. Krisis
Kepercayaan terhadap Pemerintah: Dalam beberapa negara, korupsi dan kurangnya
akuntabilitas telah menyebabkan krisis kepercayaan terhadap institusi
demokratis. Masyarakat yang kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah
cenderung menjadi lebih apatis atau bahkan mendukung sistem yang lebih
otoriter.
4. Tekanan dari
Otoritarianisme: Di berbagai belahan dunia, pemerintah otoriter semakin
memperkuat cengkeraman mereka terhadap kekuasaan. Ini merupakan ancaman
langsung terhadap prinsip-prinsip demokrasi, di mana kebebasan individu dan hak
asasi manusia sering kali dikorbankan demi stabilitas politik.
Upaya
Memperkuat Demokrasi Global
Untuk menghadapi
tantangan tersebut, diperlukan upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan
organisasi internasional. Beberapa langkah penting yang bisa diambil untuk
memperkuat demokrasi global antara lain:
1. Pendidikan
Politik: Meningkatkan literasi politik di kalangan masyarakat, terutama anak
muda, sangat penting untuk memastikan partisipasi yang aktif dalam demokrasi. Pendidikan
tentang hak-hak warga negara dan pentingnya partisipasi politik harus
diperkenalkan sejak dini.
2. Penguatan
Institusi Demokratis: Lembaga-lembaga yang menopang demokrasi, seperti
parlemen, pengadilan, dan komisi pemilihan, harus dijaga agar tetap independen
dan transparan. Ini memastikan bahwa pemerintahan tetap akuntabel dan dapat
bekerja untuk kepentingan publik.
3. Pemanfaatan
Teknologi untuk Demokrasi: Teknologi digital dapat menjadi alat yang kuat untuk
memperkuat demokrasi, dengan memungkinkan akses informasi yang lebih luas dan
partisipasi politik yang lebih mudah. Namun, perlu ada regulasi untuk mencegah
penyalahgunaan teknologi, seperti disinformasi dan manipulasi data.
4. Kerjasama
Internasional: Negara-negara demokratis harus bekerja sama untuk mendukung
negara-negara yang sedang dalam transisi menuju demokrasi. Melalui bantuan
teknis, dukungan ekonomi, dan dialog politik, komunitas internasional dapat
membantu memperkuat demokrasi di seluruh dunia.
Demokrasi
dan Pembangunan Berkelanjutan
Demokrasi
juga memiliki peran penting dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs) yang dicanangkan oleh PBB. Demokrasi yang kuat dapat mendukung
pembangunan yang inklusif, memberantas kemiskinan, dan memperkuat sistem
pendidikan serta layanan kesehatan. Dengan memberi ruang bagi partisipasi
masyarakat, demokrasi mendorong keputusan yang lebih adil dan bertanggung jawab
dalam pengelolaan sumber daya.
Kesimpulan
Hari
Demokrasi Internasional mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga dan
memperkuat nilai-nilai demokrasi di tengah tantangan global. Demokrasi bukan
hanya tentang pemilihan umum, tetapi juga tentang hak asasi manusia,
partisipasi warga, dan pemerintahan yang akuntabel. Tantangan seperti
disinformasi, apatisme politik, dan ancaman otoritarianisme perlu dihadapi
dengan tekad dan komitmen global untuk memastikan bahwa demokrasi tetap menjadi
landasan bagi perdamaian, keadilan, dan pembangunan yang berkelanjutan.
Pada 15 September
ini, mari kita refleksikan pentingnya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari dan
berkomitmen untuk memperkuatnya demi masa depan yang lebih baik bagi semua.
0