Basuki Setia Nugroho
18 Jun 2020 at 11:01Bulan Maret kemarin pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pertama
Covid-19. Diumumkannya berita itu menandakan bahwa Indonesia harus mulai
mempersiapkan berbagai upaya penanganan dan penanggulangan penyebaran virus
corona. Dalam hal ini masyarakat juga harus mulai bersiap untuk ikut membantu
pemerintah dalam upaya yang sama.
Setelah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia, virus corona juga
memperlambat pertumbuhan berbagai bidang kehidupan masyarakat tak terelak juga
di Indonesia. Indonesia memberlakukan work from home saat awal ditemukan kasus
pertama, kemudia penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan kini New
Normal.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi warga Indonesia karena efek dirumahkannya
para pekerja hingga PHK membuat banyak orang kesulitan memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka. Angka pengangguran di Indonesia juga kian menambah
dibarengi dengan tutupnya juga beberapa usaha, UMKM juga mengeluhkan daya beli
yang makin merendah. Hal ini semakin membuat sulit perekonomian bangsa.
Berbagai upaya dilakukan untuk membuat ekonomi tetap hidup. Salah
satunya, pemerintah melaunching program kartu pra kerja yang harapannya mampu
membantu mereka yang baru saja dirumahkan maupun di PHK dari tempat kerja.
Setiap warga yang mengikuti program ini akan mendapatkan program pelatihan
kerja secara online dan mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp 600.000.
Selain itu, masyarakat juga mulai menggalakkan gerakan gotong royong membantu
sesama.
Gerakan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat bervariasi, ada
yang melakukan gerakan pengumpulan donasi untuk pekerja ojek online, penyediaan
makanan buka puasa untuk orang-orang kurang mampu, dapur umum di tingkat
lingkungan RT dan RW dan lumbung sembako. Gerakan-gerakan ini yang kemudian
memancing banyak kalangan untuk ikut membantu sesama.
Pandemi corona merupakan ancama bersama yang harus dilawan secara
bahu-membahu dan gotong royong. Oleh sebab itu, melawan pandemi virus corona
ini tidak bisa bertumpu pada pemerinta semata, akan tetapi semua elemen bangsa
ini harus ikut berperan aktif dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona.
Kondisi pandemi virus corona juga menjadi ajang uji solidaritas dan
sinergitas dalam bergotong royong semua eksponen bangsa. Tidak perlu kaya dan
berlimpah harta untuk bisa membantu orang lain yang kurang mampu, semua orang
bisa melakukannya.
Gotong royong yang sudah menjadi budaya Indonesia sejak nenek moyang
dulu, terbukti ampuh membantu masyarakat Indonesia dalam kondisi apapun.
Beragam kepedulian yang diperlihatkan masyarakat Indonesia saat wabah virus
corona membuka mata semua orang, bahwa kita semua perlu membantu semua orang
dari yang terdampak Covid-19 maupun yang terdampak secara sosial ekonomi.
Sikap gotong royong dibeberapa wilayah seperti di Desa Pancuran,
Salatiga yang menyediakan dapur umum untuk warganya yang berstatus orang dalam
pengawasan (ODP) patut diapresiasi. Mereka memasak makanan sehari-hari dan
kemudian diantar ke rumah warganya yang berstatus ODP. Seperti kita ketahui
bahwa orang yang berstatus ODP hingga PDP akan sangat terbatas untuk melakukan
kegiatan di luar rumah karena dikhawatirkan akan menyebarkan virus corona.
Sehingga selama 14 hari mereka diharuskan untuk mengisolasi diri.
Secara sadar diri, warga lingkungan sekitar kemudian membentuk dapur
umum untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari keluarga yang berstatus ODP dan
PDP. Upaya ini kemudian juga banyak dilakukan di berbagai wilayah dengan
kegiatan serupa bahkan dengan kegiatan lain yang hamper sama, seperti membuat
lumbung sembako.
Gotong royong masih menjadi solusi terbaik untuk menghadapi pandemi
virus corona. Untuk memulihkan perekonomian Indonsia yang sempat melambat dan
membantu berjalannya kebijakan pemerintah dalam upaya percepatan penanggulangan
penyebaran virus corona. Setiap unsur dan elemen bangsa mempunyai tanggung
jawab yang sama, menjunjung tinggi budaya dan nilai gotong royong dari tingkat
RT hingga tingkat atas.
0