Novy Listiana
31 Dec 2020 at 19:10


OPINI – Mengingat hari Kesehatan Nasional yang juga diperingati di bulan November ini, penting bagi kita untuk memahami arti menjaga kesehatan. Bukan hanya fisik tapi juga mental loh.

Saat ini, kesehatan yang paling penting untuk disoroti adalah kesehatan mental. Bagaimana tidak? Di zaman serba modern ini setiap orang bebas untuk berekspresi melalui pembuatan konten di media sosial terlepas dari bagaimana nilai yang dihasilkan dari konten tersebut.

Puluhan, ratusan, ribuan bahkan mungkin triliunan konten telah tersebar di seluruh dunia maya setiap harinya. Kebayang ga, sih kalau konten-konten tersebut mempengaruhi pertumbuhan mental kita?

Loh, ko bisa?

Jelas, bisa!

Kalau tidak selektif dalam memilih dan hati-hati dalam menyimpulkan, maka akan ada hal-hal yang bisa mempengaruhi mental kita hanya dengan membaca konten negatif media sosial. Apa sajakah itu?

  1. Suasana hati jadi buruk dan cemas

Konten negatif yang berasal dari berita buruk dan informasi negatif dengan sekejap dapat mengubah suasana hati seseorang dari baik-baik saja menjadi muram. Seorang psikolog asal Inggris Dr. Graham Davey menyatakan Beberapa berita buruk dan informasi negatif dapat membuat kita merasa khawatir. Ketika menyimak gambar, video, atau tulisan berita buruk atau informasi negatif, otak akan merasakan hal tersebut mengancam, parah, atau tragis. Efeknya jadi menimbulkan kekhawatiran. Kehawatiran yang sulit diatasi itu akhirnya membuat suasana hati jadi suram dan cemas. Setelah suasana hati memburuk, cara berinteraksi dengan sekitar jadi ikut berubah. Awalnya konten negatif membuat sedih dan cemas. Namun, paparan berita atau informasi negatif yang intens membuat kita terbiasa dengan hal tersebut. Apabila tidak dikontrol atau dikendalikan, persepsi kita bisa ikut berubah. kita bisa melihat hal negatif menjadi sesuatu yang biasa. Atau kita justru melihat hal biasa menjadi sesuatu yang negatif. Dalam jangka panjang, kita akan menjadi pesimistis karena melihat dunia tidak baik-baik saja.

 

  1. Rentan menimbulkan serangan panik

Bagi orang yang kondisi mentalnya sedang rentan, melihat gambar atau video traumatis bisa memicu gejala post traumatic stress disorder (PTSD). PTSD adalah gejala mental yang ditandai serangan panik karena pengalaman traumatis. Studi pada 2011 lalu mengamati perilaku orang yang menonton rekaman video serangan teror di WTC, AS, pada 9 September 2001. Hasilnya, beberapa responden mengalami serangan panik bervariasi, tergantung durasi menonton dan keterkaitan dengan peristiwa tersebut. Ada yang mengalami problem kepercayaan diri. Sampai mengkhawatirkan serangan teroris lain di masa depan. Meskipun dampak PTSD atau serangan panik setelah melihat konten negatif tidak dialami semua orang alias hanya dialami orang yang mengalami langsung suatu peristiwa traumatis, tetap saja hal ini berdampak buruk apalagi bila diiringi dengan narasi yang buruk.

 

  1. Memicu stres akut

Psikoterapis Susanne Babbel mengatakan paparan intens berita buruk atau informasi negatif dapat membuat otak kita sulit rileks. Ia menjelaskan saat menghadapi trauma, otak kita dirancang untuk mengatasi stres dengan tahap melawan, bangkit, lalu kembali tenang. Saat mengalami, melihat, atau mendengar sesuatu yang traumatis, otomatis otak kita masuk ke mode stres. Respons orang saat memasuki tahap stres bisa biasa saja atau takut berlebihan karena merasa ada ancaman. Secara alami, saat stres orang mengeluarkan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Setelah ada paparan stres tersebut, bagian otak yang bertugas mengendalikan stres idealnya bisa kembali beristirahat. Namun, paparan berulang informasi atau berita negatif membuat siklus pengendalian stres berjalan tanpa jeda. “eiring waktu ketika ada tekanan atau peristiwa negatif berulang-ulang, kelenjar adrenalin jadi bekerja keras. Akibatnya, bisa menimbulkan stres akut.

 

  1. Mengganggu kesehatan fisik

Bagi orang yang kondisi fisik dan mentalnya sehat, stres umumnya tidak menimbulkan beban kesehatan. Namun, bagi para lansia atau orang yang secara fisik atau mentalnya rentan, stres bisa merusak kesehatan fisik. Dampak stres akut bagi kalangan rentan dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, gelisah, sampai mengalami gangguan tidur. Masalah kesehatan tersebut apabila tidak ditangani juga bisa menjadi biang penyakit berbahaya lain seperti jantung, dll.

Dengan hal-hal demikian, sobat damai jadi paham, kan arti pentingnya menjaga kesehatan mental melalui konten-konten positif? So, jangan lupa manfaatkan sosial medianya untuk hal yang positif yah! (Nov)

Sumber : Kompas.com

0