Ni Luh Rosita Dewi
22 Nov 2024 at 20:20Dutadamaibali.id- Pulau Bali, yang dikenal sebagai “Pulau Dewata,” bukan hanya destinasi wisata yang indah, tetapi juga salah satu simbol kebhinekaan dan toleransi diIndonesia. Bali memiliki tradisi dan budaya yang kuat, tetapi juga terkenaldengan sikap keterbukaan dan toleransinya terhadap berbagai macamagama, suku, dan kebudayaan.Di tengah keberagaman adat istiadat yang dijaga dengan baik, masyarakatBali mampu hidup berdampingan dengan orang-orang dari latar belakangyang berbeda, menjadikan Bali sebagai contoh bagaimana kebhinekaan bisadipraktekkan dengan damai.
1. Toleransi di Tengah Tradisi yang Kuat
Budaya Bali sangat kental dengan tradisi Hindu yang tercermin dalam berbagai upacara dan adat istiadat. Namun, keunikan Bali terletak pada keterbukaannya terhadap pengaruh luar dan keberagaman tanpa kehilangan identitas budayanya. Di Bali, ada banyak tempat ibadah dari berbagai agama, mulai dari pura, masjid, gereja, hingga vihara. Keharmonisan ini tercipta dari nilai-nilai lokal yang menjunjung tinggi sikap saling menghormati. Contoh nyata adalah bagaimana umat Hindu di Bali tetap melaksanakan tradisi keagamaan mereka dengan damai, sementara pada saat yang sama memberikan ruang bagi umat beragama lain untuk melaksanakan ibadah mereka. Hari Nyepi, misalnya, dirayakan dengan tenang tanpa aktivitas apa pun di pulau tersebut, dan semua orang, termasuk wisatawan dan umat agama lain, menghormati tradisi ini dengan tidak beraktivitas di luar rumah. Sikap ini menunjukkan bahwa meskipun berbeda keyakinan, toleransi bisa dijalankan dengan penuh kesadaran.
2. Kehidupan Multikultural Yang Harmoni
Selain keberagaman agama, Bali juga menjadi tempat bertemunya berbagai suku bangsa dan budaya. Wisatawan, pendatang, dan pekerja dari seluruh dunia menetap di Bali, berbaur dengan penduduk lokal. Ini menciptakan kehidupan yang sangat multikultural. Masyarakat Bali tidak menutup diri terhadap kehadiran budaya asing, melainkan mampu mengadopsi dan menyesuaikan pengaruh luar tanpa kehilangan jati diri mereka. Faktor yang berkontribusi terhadap kerukunan ini adalah filosofi hidup masyarakat Bali, yaitu & Tri Hita Karana; yang mengajarkan keseimbangan dan keharmonisan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, serta manusia dengan alam. Prinsip ini mendorong masyarakat untuk hidup berdampingan dalam damai dan menghormati perbedaan.
3. Merawat Kebhinekaan dan Toleransi di Bali
Bali memberikan contoh konkret bagaimana keberagaman dan toleransi bisa dipertahankan tanpa menimbulkan konflik. Namun, tantangan menjagakebhinekaan dan toleransi di Bali dan Indonesia secara umum masih tetap ada. Lalu bagaimana solusi untuk mengatasi hal tersebut?
● Pemberian Pendidikan Multikultural
Pendidikan adalah kunci utama dalam menanamkan nilai-nilai toleransi dan keberagaman. Sekolah-sekolah di Indonesia, baik formal maupun informal, harus mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan budaya, agama, dan suku sejak dini. Bali bisa menjadi contoh dalam hal ini, dengan mengajarkan filosofi Tri Hita Karana; kepada generasi muda untuk membangun kehidupan yang damai.
● Memperbanyak Dialog Antar Agama dan Budaya
Membuka ruang untuk dialog terbuka dan antarbudaya bisa membantu masyarakat lebih memahami satu sama lain. Di Bali, masyarakat sering mengadakan pertemuan lintas agama yang bisa diadopsi di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini akan mengurangi prasangka dan mempererat ikatan sosial.
● Penegakan Hukum Anti-Diskriminasi
Negara perlu memperkuat hukum yang melindungi hak-hak semua kelompok tanpa pandang bulu. Bali, dengan keterbukaan masyarakatnya, bisa menjadi inspirasi bagaimana hukum dan norma sosial saling melengkapi untuk melindungi keberagaman. Contohnya bagaimana hukum adat dan hukum positif diterapkan secara harmonis untuk menjadi batasan-batasan di masyarakat.
● Pelestarian Lingkungan dan Budaya
Bali juga mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan serta budaya. Pembangunan yang terlalu cepat tanpa memperhatikan kearifan lokal dapat menggerus identitas budaya. Di Indonesia, diperlukan kebijakan yang memastikan bahwa pembangunan selalu sejalan dengan pelestarian budaya dan lingkungan.
● Memperkuat Rasa Persaudaraan
Di Bali, rasa persaudaraan di antara sesama menjadi modal sosial yang kuat dalam menjaga kerukunan. Salah satunya dengan pelaksanaan gotong royong (mebraya) yang selalu dilakukan di masyarakat adat di Bali. Hal ini secara umum bisa diterapkan di Indonesia secara lebih luas dengan memperkuat kerja sama lintas kelompok dan komunitas melalui kegiatan sosial bersama yang melibatkan berbagai kalangan.
Meskipun Bali dikenal sebagai pulau yang damai, akan selalu ada tantangan yang dihadapi, seperti dampak pariwisata massal yang kadang menimbulkan ketegangan sosial dan budaya. Namun, semangat gotong royong dan kebersamaan yang sudah mengakar di masyarakat Bali dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Dengan merawat kebhinekaan melalui pendekatan yang berbasis lokal dan nilai-nilai tradisional seperti di Bali, Indonesia dapat terus menjadi negara yang mampu hidup dalam harmoni di tengah perbedaan. Bali telah menunjukkan bahwa dengan toleransi, keterbukaan, dan rasa saling menghormati, perbedaan dapat menjadi kekuatan untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Menjadi teladan nyata bagaimana keberagaman dan toleransi bisa dipraktekkan dengan damai tanpa kehilangan identitas budaya tentunya tidak mudah. Kita perlu serius dan konsisten dalam menjaga tradisi, membuka diri terhadap keberagaman, serta memperkuat persaudaraan, Bali telah menunjukkan bahwa kebhinekaan bisa menjadi sumber kekuatan.
Credit: Divisi Blogger Duta Damai Bali
0