Fiskal Purbawan
04 Jun 2020 at 20:23


Suasana hari raya Idul Fitri tak lepas dari berbagai ciri khas. Kita mengenal tradisi mudik, ketupat, kembang api. Dan tentu saja saling memaafkan. Memang hari raya Idul Fitri di tahun 1441 Hijriah atau Tahun 2020 Masehi sudah kelewat jauh. Namun, tetap ruh meminta serta memberi maaf harus tetap ada apapun kondisinya. Termasuk saat pandemic virus Corona atau Covid-19 yang kini tetap berlangsung.

Sayangnya, tradisi saling memaafkan kita masih terdapat kekurangannya. Apa saja?

Pertama, sebagian masyarakat Indonesia sangat jarang sekali menyebutkan kesalahan yang ia meminta untuk dimaafkan. Apalagi dalam berbagai kegiatan bersifat umum seperti, seminar, workshop, atau pembukaan acara. Contohnya, “Saya mohon maaf jika ada kesalahan”, yang berarti dia tidak mengakui bahkan mungkin tidak mengetahui kesalahan yang dibuat.

Kedua, sebagian masyarakat Indonesia selalu menyandarkan kesalahan yang dilakukannya dengan sesuatu yang tidak bisa dikendalikan dirinya. Misalnya, “Maaf saya terlambat datang karena di jalan macet”. Memang, Ia mengakui kesalahan, namun menyandarkannya pada sesuatu yang tidak ia bisa kendalikan. Padahal, dia bisa saja datang lebih awal atau mempersiapkan rute yang agar tidak terjebak macet.

Minta Maaf dengan Selamat

Lantas bagaimana caranya agar kita bisa meminta maaf dengan baik serta menghindari agar kedua hal diatas tidak kita lakukan?

Peace Generation merumuskan sebuah rumusan yang menarik dan efektif untuk meminta maaf. Mereka merumuskannya dengan konsep “Selamat”. Selamat sendiri adalah kependekan dari Selalu berdoa dulu, Akui kesalahan, Minta maaf, Akibat diterima, Ampunan dimohonkan, dan Tindakan diubah. Yuk kita ulas satu-persatu.

Selalu berdoa dulu

Sebagai umat beragama, pasti dianjurkan untuk sebelum melakukan suatu Tindakan tentu diawali berdoa. Termasuk dalam meminta maaf ataupun memberi maaf. Kita bisa berdoa agar dilancarkan proses saling memaafkan ini.

Akui kesalahan dan Minta Maaf

Sebagaimana yang telah dituliskan diatas, banyak masyarakat Indonesia yang masih meminta maaf dengan tidak mengakui kesalahan serta menyandarkan kesalahan. Dampak yang akan muncul akan berbeda bila kita menyebutkan kesalahan yang pernah kita buat dahulu. Misalnya, “Mohon maaf ya, utang 200.000 kemarin belum saya bayar karena ATM saya diblokir”. Akan berbeda rasanya bila kita hanya sebatas bilang “Mohon maaf jika ada kesalahan ya” kan?

Akibat diterima dan Ampunan dimohonkan

Setelah meminta maaf, kemudian dilanjutkan dengan akibat diterima. Yang berarti kita harus bersiap menerima akibat atau konsekuensi yang diminta oleh si pemberi maaf. Tentu hal ini akan terjadi bila si pemberi maaf mensyaratkan sesuatu kepada peminta maaf terlebih dahulu. Dan tentunya permintaan itu harus kita penuhi.

Tindakan diubah

Langkah terakhir setelah menerima ampunan adalah mengubah Tindakan kita. “Jangan pernah meminta maaf jika ada niat untuk mengulangi kesalahan. Ketika kita meminta maaf, maka harus diniatkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama setelah itu” kata Co-founder Peace Generation, Eric Lincoln dalam sebuah diskusi daring yang diadakan oleh Peace Generation chapter Solo.

Begitulah cara meminta maaf yang baik dan benar. Hal ini bisa kita terapkan setiap saat. Meminta maaf atau memberi maaf juga tidak mengenal waktu kan? Terakhir, saya meminta maaf karena tulisan ini masih belepotan dan jauh dari kata sempurna.


Oleh: Fiskal Purbawan

0