Mustamin
15 May 2020 at 16:10


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menetapkan massa tanggap darurat sampai hingga 29 Mei 2020. Pemerintah telah mengungumkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 13.645 dan meninggal 946 orang.

Pada saat yang sama, pandemi corona tersebut telah menurunkan kemampuan ekonomi dari setiap masyarakat. Masalah ekonomi menjadi sebuah masalah yang serius sebagai dampak dari berbagai pembatasan-pembatasan yang ada atau  sering dikenal dengan social distancing.

Agar kita tidak kehilangan kendali dan tidak terlalu bersikap was-was, serta bisa  bersikap dewasa dalam menyikapi musibah ini, agama tentu berperan penting menjadi pemandu, penunjuk arah agar tetap tulus menghadapi cobaan yang diberikan dari yang maha kuasa. Oleh sebab itu, agama berfungsi  sebagai inspirasi dan motivasi agar kita bisa keluar dari bencana ini.


Agama sebagai motivasi penting bagi kehidupan manusia

Kita harus bersyukur banyak bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, mempunyai sandaran pada yang theosentris. Berbagai kesulitan kehidupan akan dijalankan dengan panduan rasional dan agama. Antara akal dan wahyu saling berdialektika melahirkan sikap dan perilaku kehidupan keagamaan.

Wabah Covid-19 bukan dipahami sebagai kutukan yang menyebabkan kita menajadi lemah dan pasrah begitu saja. Justru agama bisa dijadikan sebuah sumber kekuatan. Iman dan amal saleh adalah dua hal yang harus dimiliki disaat wabah ini terjadi. Dengan demikian agama telah membangkitkan rasa kepedulian dalam masyarakat tanpa melihat latar belakang suku, agama, pilihan politik,

Agama mengajurkan untuk menghadapi ujian  dengan penuh kesabaran dan banyak berdoa. Kesabaran disini tidak bermakna pasif. Tetapi menghadapi ujian dengan pikiran positif seraya mengatasinya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sabar bukan pasif, tetapi dinamis selalu berfikir dan berbuat agar tetap bangkit.

Selain itu peran agamawan seperti, para kyai, bikhu, pendeta dan romo sangat penting dalam memandu umatnya, agar secara aktif mentaati protokol kesehatan yang diberikan pemerintah. Larangan untuk sementara waktu tidak berkumpul ditempat ibadah bukan berarti menunjukan kebencian terhadap suatu agama, melainkan justru untuk dipahami sebagai ikhtiar pemerintah menyelamatkan nyawa para warganya.



Budaya literasi

Selain menjadikan keyakinan kita sebagai sumber motivasi, di era Covid-19 juga harus dibudayakan meyampaikan berita dengan benar, waspada terhadap berita bohong (hoax) dan bangun budaya literasi. Di tengah wabah covid-19 beredar pula berita hoax dan penipuan melalui media sosial. Masyarakat terlihat antusias untuk menyebar berita terkait Covid-19, terkadang tanpa menyeleksi berita yang ada (check and rechat).

Para psikolog menyarankan agar masyarakat tidak mengonsumsi berita terkait Covid-19 yang tidak memiliki sumber yang jelas. Karena hal itu dapat memicu kecemasan, kepanikan dan saling curiga. Yang perlu dilakukan adalah membaca informasi tentang Covid-19, dari seumber resmi atau bertanya langsung kepada pihak-pihak yang memiliki otoritas.

Budaya literasi sangat diperlukan pada teks-teks agama yang berkembang yang kadang menghadap - hadapkan antara agama disisi yang lain. Antara agama dan musibah dan juga banyak kasus yang mengharuskan kita untuk melakukan critical thinking.


Lesson learn

bagi umat beragama pasti mempunyai keyakinan bahwa fenomena wabah Covid-19 yang sedang melanda bangsa ini, bukanlah kutukan  tetapi sebuah cobaan, bahkan kita harus optimis, menjadi sebuah hikmah atau cara Allah SWT menyayangi hambanya.

Kitab-kitab kuning dalam kajian ilmu fiqih telah memandu dengan baik bagaimana wudhu, mandi untuk hadas besar  dan tayamum yang dimana berguna untuk memelihara kita dari berbagai macam penyakit.

Hal lain islam mengajarkan untuk menjaga daya tahan tubuh (imunitas) sebagai salah satu cara  untuk melawan covid-19, menjaga imunitas tubuh tidaklah membutuhkan biaya mahal. Menjaga  imunitas dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang seimbang, rajin berolahraga, menjaga jarak aman dalam berinteraksi, beristirahat yang cukup dan berpikir positif.

Kita semua memiliki satu harapan yang sama pada saat ini yaitu berharap wabah covid-19 segera dapat berakhir. Namun jangan lupa harus dipandu dengan cara beragama kita, serta dapat mengambil banyak pelajaran dari apa yang terjadi pada saat ini.

0